Istana Windsor | Windsor

By and | 4 November 2012

Istana Windsor

tak ada seorang pun membangunkan sang Ratu
yang menelungkup di atas meja di antara makanan yang tinggal sedikit
tak banyak yang masih tersisa namun tetap mengotori tangannya saat dia hendak masukkan tangan ke dalam jubah

kilau tajam serupa kapak pemenggal kepala berkilat di Teras Timur
pelayan sang Ratu berdiri dekat tembok dengan nampan
tapi tak ada gerak isyarat atau petunjuk sedikit pun
walau sosis-sosis berbentuk hidung anjing corgi mulai menjadi dingin

dimanakah suara terompet, dimanakah bahtera sang Ratu
dimanakah rakyatnya yang berjajar berjam-jam di jalan-jalan
dimanakah pelayan yang mencuri bendera lambang sang Ratu
dan kabur ke Sungai Thames di atas karton-karton susu

berakhir dengan serbukan bedak dari tubuh
di antara pawai ceceran pil
pelindung atas Kompetisi Ibu Tenang
hingga sang Ratu melemparkan domba dari Menara penjara sendiri

akhirnya–lihatlah–petugas dengan nampan tadi
melangkah ke dalam tiang cahaya itu
dan menghadapi wajah yang berubah jadi biru megah
akan bertahan seperti itu selama-lamanya

untuk belaian paling lembut pada rambut yang tergerai itu
tegukan dingin dari cangkir saat ia
mengeluarkan pena dari kantong dan menggambar helai kumis
sepotong roti baguette di atas bahu—Penghormatan

bagi tangan yang memerintah Inggris—sebuah cinderamata
harus diambil kini bersih dari pergelangan tangan
dengan pisau tajam nafas mengepul
bagaimana itu tumpah di atas kain meja.


Windsor

no one resuscitates the Queen
she just slumps at the table so common
few have remained and everything spoiled
the arm she was trying to slip into her robe

a guillotine of light from the Eastern Terrace
her attendant at the wall with the tray
but no gesture now not the slightest cue
now the corgi-nose sausage going cold

where are her trumpeters her amphibious ships
her subjects who lined the streets for hours
where is the Yeoman who stole her flag
and escaped down the Thames on milk cartons

ending with a puff of talc from the body
amongst a pageant of scattered pills
patron of the Calm Mother’s Competition
until she threw lambs from the Tower herself

finally—watch—the attendant with the tray
stepping into that mast of light
to the face that is turning a royal blue
the only state the body will lie in

for the gentlest stroke of that unkept hair
a cold sip from the cup as she
a texta in the pocket to draw a pen moustache
a baguette upon the shoulders—the Accolade

for the hand that ruled Britain—a souvenir
to be taken now clean from the wrist
with a sharper knife a steaming breath
how it spills upon the cloth

This entry was posted in 53: INDONESIA and tagged , . Bookmark the permalink.

Related work: